Dalam Bulan Februari ini, para peserta PPSDMS Regional 4 Surabaya melakukan agenda bulanannya saat Latihan Gabungan wilayah Timur bersama peserta PPSDMS Regional 3 Yogyakarta yang dilakukan di asrama Regional 3 Yogyakarta.
Kajian Islam Kontemporer
Kajian Islam Kontemporer kali ini berbeda dari biasanya. Hal ini dikarenakan ustadz Musholli yang berhalangan hadir sehingga kesempatan untuk menjadi pembicara KIK kali ini diberikan oleh ustadz M. Ihsan sebagaimana sebulan sebelumnya. Pada kesempatan kali ini beliau menjelaskan mengenai fiqih prioritas yang sebetulnya terdapat dalam bentuk buku karangan Yusuf al-Qardhawi.
Berikut ini adalah poin-poin ringkasan yang saya dapat dalam KIK kali ini:
• Penjelasan mengenai surat Al-Muzzammil ayat 1 s.d. 6 yang hikmahnya adalah:
Bahwa umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan Qiyamul lail/ shalat malam
Umat Islam dianjurkan ketika Qiyamul Lail untuk men-taddaburi ayat-ayat Qur’an
Ketika bangun pada malam hari merupakan saat-saat yang sensitif bagi manusia, maka alangkah baiknya digunakan dengan beribadah, introspeksi diri, bahkan untuk momentum ta’akhi (membina persaudaraan/ persahabatan)
• Fiqih Prioritas ini sebetulnya dibuat berdasarkan tentang fakta yang ada, yaitu bahwa sesuatu pasti ada tingkatan-tingkatannya dan pasti ada yang tingkatannya lebih tinggi Fiqih prioritas merupakan telaah mendalam mengenai amal-amal yang merupakan prioritas bagi umat Islam dalam konteks zaman ini.
• Pada saat ini terjadi kekacauan intepretasi umat Islam mengenai hal-hal yang prioritas ini, beberapa contohnya adalah:
Penghargaan lebih yang diberikan kepada seniman dibandingkan dengan ilmuwan
Penghargaan lebih yang diberikan kepada olahragawan dibandingkan dengan peneliti
Lebih mengutamakan kulit ketimbang isi
Lebih mengutamakan hal-hal yang seremonial dibandingkan yang substansial
Tidak menyadari bahwa ada amalan yang berubah nilainya dari masa ke masa
• Ternyata terdapat hubungan antara fiqih prioritas dan fiqih pertimbangan (suatu konsep yang dikembangkan dari pokok-pokok pikiran Ibn Taimiyah) yaitu fiqih pertimbangan digunakan untuk mengetahui mana yang lebih prioritas/ lebih penting
• Fiqih Pertimbangan intinya adalah:
Memberikan pertimbanganantara beberapa kemaslahatan dan manfaat dari berbagai kebaikan yang diwariskan
Memberikan pertimbangan antara berbagai bentuk kerusakan, manfaat, dan kejahatan yang dilarang agama
• Fiqih perimbangan dan pada gilirannya fiqih prioritas menghasilkan:
Mendahulukan dinanuriyyat atau hajjiyat, apalagi terhadap tahsinat
Dan pendahuluan hajjiyat atas tahsinat dan tamaliyyat
Training Pengembangan Diri
• Transformasi yang terjadi di dunia ini tidak pernah diinisiasi oleh banyak orang, tetapi biasanya hanya diinisiasi oleh segelintir orang-orang terpilih. Contohnya adalah bangsa Yahudi yang walaupun total populasinya di dunia hanya sedikit, tetapi mereka mampu untuk mengendalikan dan menguasai dunia saat ini
• Ada tiga keywords (kata kunci) yang terdapat pada materi TPD kali ini yaitu People, transformation, contribution
• Change hanya merubah pada tataran ”what” Tidak membawa ke arah yang lebih baik. Contohnya apabila seorang pemimpin di suatu organisasi merubah nama atau simbol organisasi, maka inilah yang disebut change
• Transformation merubah sesuatu sampai pada tataran peubahan nilai-nilai dan kepercayaan yang ada di dalamnya (why). Pemimpin organisasi yang baik adalah pemimpin yang dapat melakukan transformasi perbaikan nilai-nilai, kebiasaan, dan keperayaan yang ada terdapat pada organisasi yang ia pimpin
• Seseorang dapat melakukan transformasi pada lingkungannya dengan membangun suatu visi dan tujuan bersama melalui shared meanings, shared visions, shared values
• Ada 3 hal yang mesti dilakukan oleh peserta PPSDMS yaitu: respect people, respect time, dan respect system
• Ada sekitar 7 hal yang menghambat diri kita untuk belajar, yaitu:
I am my position kita hanya mau melakukan sesuatu hal yang sesuai dengan jabatan atau posisi kita
The enemy is out there kita hanya menyalahkan lingkungan di sekitar kita . Padahal mungkin saja kesalahan itu berasal dari kita sendiri
The illusion of taking charge
The fixation of events
The parable of boiled frog kita kurang peka sehingga terlambat menyadari bahwa yang kita lakukan ternyata salah
The delusion of learning from experience
The myth of management
• Ada 5 level/ tingkatan kepemimpinan, yaitu:
1. 1st level, Highly Capable individual : orang-orang mengikuti kita karena mereka “harus” mengikuti kita. Pemimpin pada level terendah ini memiliki banyak kekurangan dikarenakan orang-orang mengikuti kita dikarenakan hanya posisi atau jabatan yang kita miliki. Setelah masa jabatan kita berakhir, maka orang-orang akan pergi meninggalkan kita
2. 2nd level, Contributing Team Member : Orang-orang mengikuti kita karena mereka ”ingin” mengikuti kita. Pemimpin pada level ini diikuti dikarenakan kebaikan-kebaikan yang pemimpin buat. Ketika kita membuat unpopular decision, orang-orang akan pergi meninggalkan kita
3. 3rd level, Competent Manager : Orang-orang mengikuti kita karena apa yang telah kita raih (prestasi). Pemimpin yang pintar dan kompeten punya peluang lebih besar untuk menggerakkan orang lain. Tetapi apabila ada orang yang kapabilitasnya/ prestasinya lebih tinggi dari kita, maka kita akan ditinggalkan
4. 4th level, Effective Leader : Orang-orang mengikuti kita dikarenakan apa yang telah kita lakukan untuk mereka. Rasa pecaya diri dan proporsional membuat kita berfokus juga terhadap pengembangan para pengikut agar pada nantinya mereka bisa menjadi leader seperti kita. Dengan manfaat-manfaat yang kita berikan, orang-orang tentu akan mengikuti kita
5. 5th level, Level 5 Leader : Orang-orang mengikuti kita karena kualitas pribadi yang kita miliki. Pemimpin pada level ini mampu membangun kepercayaan dan respect dari para pengikutnya secara utuh, sehingga kita memiliki kekuatan besar untuk menanamkan suatu nilai-nilai baru yang kita anggap baik. Pemimpin ini bekerja untuk mencapai hasil yang hebat, namun berjuang dalam kesunyian untuk menghindari puja-puja yang berlebihan. Pemimpin jenis ini menggambarkan kombinasi paradoksal antara kegigihan professional dan kerendahan hati/ keikhlasan dalam berbuat.
Training Jurnalistik dan Studi Pustaka
Training kali ini, seperti biasa, dibawakan oleh Bapak Sapto Waluyo yang dilakukan di aula Asrama Regional 3 Yogyakarta. Training ini dimulai dengan training jurnalistik mengenai bagaimana teknik untuk memperkaya referensi dan menata perpustakaan pribadi.
Berikut ini adalah poin-poin ringkasan yang saya dapat dalam training jurnalistik kali ini:
• Tujuan dari materi kali ini adalah peserta menyadari pentingnya memperkaya referensi pemikiran dan menata koleksi perpustakaan pribadi sebgai modal bagi peningkatan kapasitas intelektual dan membangun kredibilitas dan kompetensi akademis
• Penjelasan mengenai beberapa tokoh dunia dan nasional yang bisa memperoleh kesuksesan dan ideologi nya melalui beberapa refrensi buku yang sering mereka baca sepanjang hidupnya. Contohnya: Cat Steven, Gus Dur, Napoleon Bonaparte, Hitler, dll.
Selanjutnya Bapak Sapto Waluyo melanjutkan dengan sesi studi pustaka mengenai buku yang ditulis oleh Yusuf Al-Qardhawi, yaitu “Umat Islam Menyongsong Abad 21”.
Berikut ini adalah poin-poin ringkasan yang saya dapat dalam training jurnalistik kali ini:
• Sebelumnya beliau menjelaskan mengenai profil sang penulis, Yusuf Al-Qardhawi:
Beliau adalah seorang ulama yang merespons maalah-masalah umat yang kontemporer
Beliau saat ini tinggal di Qatar dan tergabung dalam berbagai gerakan dan organisasi keislaman seperti Al-Quds dan World Islam Scholar
Beliau sering memfatwakan fiqih-fiqh yang flexibel. Contohnya: hukum bersalaman dengan wanita, bom bunuh diri, dan masalah zakat kontemporer
• Menurut buku ini, karakteristik dunia pada abad-20 adalah:
Kemajuan pesat sains dan teknologi
Merebaknya tuntutan kebebasan dan HAM (namun diikuti gejala-gejala standar ganda, individualisme, dan feminisme)
Hancurnya nilai keimanan dan moral. Dalam hal ini beliau banyak memberikan contoh mengenai skandal-skandal yang dilakukan oleh tokoh-tokoh dunia.
Perperangan
• Menurut buku ini, success story umat Islam pada abad-20 ini berupa:
Kebebasan nasional
Maraknya pendidikan Islam
Gerakan perubahan dan kebangkitan Islam
Merupakan titik tolak kebangkitan
• Menurut buku ini, tanda-tanda kebangkitan umat Islam pada abad-20 ini adalah:
Implementasi syariat Islam
Revolusi Islam yang terjadi di berbagai negara seperti Iran, Afghanistan, dll
Gelora jihad umat Islam yang menguat. Hal ini ditandai gerakan-gerakan jihad seperti Mujahidin di Afghanistan dan Intifadhah di Palestina
Kembalinya pemuda kepada agama
Banyaknya muslimah yang kini memakai jilbab
Majunya perekonomian yang berlandaskan syarit Islam
• Menurut buku ini, ada beberpa tantangan yang akan dihadapi oleh umat Islam pada abad ini, diantaranya adalah:
Gerakan Zionisme
Banyak terjadinya disintegrasi umat dan dekonstruksi yang banyak dialami negri-negri Muslim
Dialog Tokoh
Pada kesempatan kali ini, dilakukan dua sesi untuk dialog tokoh yang dikarenakan berhalangannya pembicara untuk sesi diskusi paska kampus.
1. Masa Depan Pendidikan Pasca disahkannya UU BHP
Materi ini dibawakan oleh Prof. Dr. Supriyoko yang merupakan praktisi senior yang mengurusi masalah pendidikan di Indonesia. Menurut beliau, akibat yang ditimbulkan oleh UU BHP diantaranya adalah:
a. Kualitas tidak akan berubah dikarenakan UU BHP, hal ini karena:
1. UU BHP lebih mengatur masalah administrasi bukannya proses dan produk
2. Penyelenggara pendidikan terkuras energinya untuk menghadapi kerumitan penyelenggara
3. Ketentuan yang cukup baik dalam UU tidak akan berguna bila implementasinya buruk
b. Pendidikan swasta akan lebih sulit berkembang, hal ini dikarenakan:
1. Masyarakat enggan mendirikan sekolah, madrasah, ataupun PTS
2. Sekolah ’swasta’ sebagaimana yang terdapat di Jepang tak mungkin dikembangkan
3. Konsep pendidikan diserahkan kepada masyarakat sebagaimana yang terjadi di AS menjadi semakin tidak jelas
2. Islam dan Profesionalisme
Materi ini dibawakan oleh Bapak Jumairi yang merupakan dosen UGM dan mempunyai pengaruh di ikatan cendikiawan muslim Indonesia. Berikut ini adalah poin-poin mengenai intisari materi beliau:
a. Profesi artinya adalah bidang pekerjaan yang menuntut keahlian tertentu. Orang yang melakukan profesi biasa disebut dengan profesional. Sedangkan, profesionalisme adalah hal-hal yang berkaitan dengan profesional.
b. Profesional terkait dengan produktivitas dan spesialisasi
c. Dalam Al Qur’an memang tidak diterngkan secara eksplisit mengenai profesionalisme, tetapi secara tersirat melaluiayat yang mengatakan bahwa kita harus menyerahkan sesuatu kepada ahlinya
d. Ciri-ciri seorang profesional dapat dilihat melalui Disiplin dan etika yang dimilikinya
e. Kekurangan umat Islam Indonesia mengenai profesionalisme adalah:
Tidak tekun dalam mempelajari sesuatu
Menganggap enteng pada suatu hal
Kesejarahan keilmuan kita terputus dikarenakan sejarah dianggap enteng oleh generasi-generasi sebelumnya