Sabtu, 14 Maret 2009

Manajemen Waktu: Keterampilan Mengelola Hidup

Manajemen waktu merupakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan produktivitas penggunaan waktu. Waktu menjadi salah satu sumber daya untuk kerja yang mesti dikelola secara efektif dan efisien sehingga tercapainya hasil kerja yang optimal. Untuk dapat mengaplikasikan keterampilan managemen waktu, diperlukan beberapa hal yang akan dibahas kemudian.

Seorang muslim dituntut untuk dapat memanfaatkan waktu mereka dengan baik. Hal ini didasarkan pada firman Allah swt dalam surat Al-Asr yang pada intinya menuntut umat Islam melakukan beberapa hal, yaitu: beriman, beramal shaleh, saling menasihati dalam kebenaran, serta saling menasihati dalam kebenaran. Apabila seorang muslim tidak melakukan hal-hal tersebut, maka mereka termasuk orang-orang yang merugi di hadapan Allah swt. Secara alamiah manusia juga perlu melakukan aktifitas lainnya untuk memenuhi kebutuhan hidup sedangkan waktu yang kita miliki terbatas. Hal-hal tersebut tak mungkin dapat dilakukan apabila kita tidak memiliki suatu keterampilan dalam me-manage waktu.

Dalam penerapan manajemen waktu, langkah awal yang harus kita lakukan adalah membuat perencanaan kegiatan. Langkah selanjutnya adalah memberikan prioritas pada rencana kegiatan tersebut dalam arti memutuskan tugas mana yang paling penting. Kegiatan mana yang peling penting, tentu saja berdasarkan dengan tujuan dan cita-cita kita karena pada intinya kita melakukan perencanaan tersebut untuk memuluskan jalan kita dalam mewujudkan apa yang kita inginkan. Kemudian yang paling penting, tentu saja komitmen kita untuk menjalankan perencanaan yang kita buat. Langkah-langkah tersebut akan mudah kita terapkan apabila kita membuat perencanaan kegiatan kita dalam bentuk tertulis sehingga lebih mudah untuk dievaluasi. 

Semoga bermanfaat dan bisa diaplikasikan. Terima kasih.

Kamis, 05 Maret 2009

Implementasi Nilai-Nilai Kepahlawan Masa Kini

Pada setiap tanggal 10 November, bangsa Indonesia memperingati hari pahlawan yang sarat akan nilai sejarah. Ketika tanggal tersebut pada 63 tahun silam, para pejuang kita bertempur mati-matian untuk melawan Belanda yang membonceng tentara sekutu di kota Surabaya. Saat itu kita hanya mempunyai beberapa pucuk senjata api, selebihnya para pejuang menggunakan senjata khas pejuang bangsa Indonesia saat itu, bambu runcing. Namun, para pejuang kita tak pernah gentar untuk melawan penjajah. Kita akan selalu mengingat tokoh yang terkenal pada saat perjuangan itu yakni Bung Tomo yang mampu menyalakan semangat perjuangan rakyat lewat siaran-siaran melalui radio atau Ruslan Abdul Gani yang meninggal beberapa waktu lalu, adalah salah seorang pelaku sejarah waktu itu. 
 Setiap tahun kita mengenang jasa para pahlawan, namun begitu terasa mutu peringatan itu menurun dari tahun ke tahun. Kita sudah makin tidak menghayati makna hari pahlawan! Peringatan yang kita lakukan sekarang cenderung bersifat seremonial belaka. Seolah-olah pahlawan rasanya tinggal menjadi kerangka sejarah yang segera dilupakan dan dibuang ke dalam selokan lahat yang gelap. Padahal ruh pahlawan harus senantiasa hidup sebagai pelecut kita untuk bangkit dari keterpurukan multidimensi saat ini. Dengan menghayati kepahlawanan para pejuang bangsa, kita dapat memperoleh nilai-nilai kepribadian berharga yang diperlukan bangsa kita saat ini. Nilai-nilai tersebut antara lain ialah pengorbanan, semangat untuk berprestasi, serta ketulusan dalam memberikan sesuatu dan sebagainya.
Tugas kita saat ini adalah memberi makna baru kepahlawanan dan mengisi kemerdekaan sesuai dengan perkembangan zaman. Saat memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan, rakyat telah mengorbankan nyawanya. Kita wajib menundukkan kepala untuk mengenang jasa-jasa mereka. Karena itulah kita merayakan Hari Pahlawan setiap 10 November. Akan tetapi, kepahlawanan tidak hanya berhenti di sana. Dalam mengisi kemerdekaan pun kita saat ini dituntut untuk menjadi pahlawan. Dengan mengamalkan nilai-nilai kepahlawanan dalam setiap aktivitas yang kita lakukan , seharusnya kita bisa menjadi seorang pahlawan. Hal itu merupakan kewajiban bagi kita, agar apa yang diperjuangkan oleh pahlawan bangsa pada saat lalu tidak menjadi suatu hal yang sia-sia.
Seorang ilmuwan pun bisa menjadi pahlawan dalam bidangnya berkat penemuannya yang dapat menyejahterahkan orang banyak. Seorang petugas pemadam kebakaran yang tewas saat berjuang mematikan api yang sedang membakar rumah penduduk adalah pahlawan juga. Mahasiswa yang selalu berjuang keras untuk memperoleh prestasi yang terbaik dalam bidang akademis maupun organisasi juga merupakan pahlawan.
Setiap orang harus berjuang untuk menjadi pahlawan. Karena itu, walaupun hari pahlawan hanya terjadi pada stiap tanggal 10 November, tetapi kita seharusnya bisa mengamalkan setiap nilai-nilai kepahlawanan setiap hari dalam aktivitas yang kita lakukan. Setiap hari kita berjuang paling tidak menjadi pahlawan untuk diri kita sendiri. Berusaha untuk menjadi pribadi yang tangguh dan pantang menyerah dalam setiap amanah yang dibebankan kepada kita. Minimal itu! 
 

Penerapan Emphaty Based Medicine dalam Dunia Kedokteran Modern

Pada era kita sekarang, teknologi berkembang pesat, arus informasi yang mengalir tiada henti menghubungkan belahan bumi satu dengan belahan bumi lainnya, alat-alat canggih mampu meningkatkan produksi industri secara pesat, dan lain sebagainya. Itulah gambaran dunia kita saat ini, penuh dengan otomasi dan kepraktisan yang diakibatkan oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini akan berdampak ke berabagai sektor dalam kehidupan kita, termasuk bidang kedokteran.
 Saat ini, banyak diagnosa medis yang yang dapat diproses komputer dengan kecepatan dan ketepatan yang tak dapat didekati manusia. Sejumlah software dan program-program onlline mincul yang memungkinkan para pasien untuk menjawab serangkaian pertanyaan di layar-layar komputernya dan sampai pada tahap diagnose awal tanpa bantuan seorang dokter pun. Pelanggan pelayanan kesehatan mulai menggunakan alat-alat tersebut untuk mengetahui risiko dari penyakit-penyakit yang serius seperti gagal jantung dan kanker, lalu membuat putusan-putusan perawatan yang penting ketika mereka didiagnosa. Saat ini saja, menurut Laura Landro dalam Wall Street Journal, sekitar 100 juta orang di dunia mengakses internet untuk mencari informasi medis dan kesehatan dan mengunjungi lebih dari 23.000 situs-situs web kesehatan. Ketika pasien mendiagnosa sendiri dan menyumbat kolam informasi yang sama yang tersedia untukj para dokter, alat-alat ini sedang mentransformasi peran seorang dokter sebagai pnyedia solusi yang serba tahu dalam dunia kesehatan. Dan apabila ini terus berlanjut, di masa depan bukan hal yang mustahil apabila komputer ”mengambil alih” peran dokter secara keseluruhan.
 Bidang kedokteran merupakan bidang yang memiliki kecenderungan dominasi penggunaan otak kiri. Dimana daya analisa yang berurutan berperan sangat penting untuk membangun sebuah diagnosa suatu penyakit. Menurut Daniel H. Pink dalam bukunya yang berujudul A Whole New Mind, manusia memiliki dua konsep kecenderungan dalam berpikir dan beraktivitas yaitu L-Directed Thinking dan R-Directed Thinking. L-Directed Thinking merupakan bentuk pemikiran dan sebuah sikap hidup yang merupakan ciri khas belahan otak sebelah kiri yaitu berurutan, literal, fungional, tekstual, dan analitis. Pendekatan inilah yang dihargai begitu tingi oleh dunia profesional dan ditekankan pada pendidikan para pelajar kita saat ini. Pendekatan yang kedua adalah R-Directed Thinking. Ia merupakan bentuk pemikiran dan sebuah sikap hidup yang merupakan ciri khas bagi belahan otak kanan yaitu simultan, metaforis, estetis, kontekstual, dan sintesis. Pengguanaan R-Directed Thinking suatu saat akan menjadi lebih dominan dikarenakan penggunaan L-Directed Thinking akan tergusur oleh kemampuan yang dimiliki oleh komputer dan teknologi termutakhir.
 Walaupun peran dokter suatu saat sudah tidak dominan lagi, tetapi ada hal-hal yang tak dapat dilakukan oleh komputer dan tekonologi modern. Hal tersebut ialah kemampuan berempati dengan pasien yang merupakan salah satu kecerdasan dari tipe R-Directed Thinking. Empati adalah kemampuan untuk merasakan apa sepertinya yang akan terjadi jika menjadi orang lain. Empati dapat mengenali emosi-emosi, empati memungkinkan kita melihat sisi lain dari sebuah argumen, empati menyenangkan seseorang yang sedang terkena malah, dan empati menyediakan kerangka pendukung bagi moralitas kita. 
Keefektifan berkomunikasi didapatkan apabila sesorang yang komunikan dapat memahami maksud dari perkataan yang diucapkan oleh komunikator. Melalui empati, isyarat-isyarat non verbal yang sangat dominan dalam komunikasi akan mudah ditangkap dan dimengerti. Melalui empati ini, akan terjalin komunikasi yang baik antara dokter dan pasien yang akan menghasilkan keuntungan dalam proses penyembuhan, yaitu: Pertama, dengan berlaku empatik, seorang dokter bisa membina sambung rasa dengan pasien sehingga akan timbul keterbukaan antara pasien dan dokter. Kedua, dengan timbulnya keterbukaan antara pasien dan dokter, seorang pasiean akan lebih leluasa dan jujur untuk menyampaikan keluhannya. Ketiga, dengan merasakan apa yang pasien derita, seorang dokter akan termotivasi untuk berbuat secara maximal dalam melakukan pengobatan. Keempat, dengan adanya empati, komunikasi, dan keterbukaan, seorang pasien akan lebih termotivasi untuk terus hidup sehingga akan berdampak positif terhadap proses kesembuhan pasien. Kelima, dalam membangun suatu diagnosa, melalui empati seorang dokter bisa mengetahui pesan tersembunyi yang hanya ditafsirkan melalui pemahaman nonverbal.
 Dengan pengguanaan kecerdasan empati ini, diharapkan seorang dokter dapat menjalankan fungsinya dengan lebih optimal. Sehingga seorang dokter dapat memenuhi tugas-tugas mulia yang diharapkan masyarakat seperti yang terdapat dalam sumpah dokter Indonesia, yaitu: ”Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan.”

Rekonstruksi Makna Ukhuwah Islamiyah Demi Terwujudnya Persatuan Umat

” Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk ” (Q.S. Ali Imran ayat 103).
Ayat di atas menjadi sangat relevan dengan kondisi kontemporer umat Islam, terutama di Indonesia saat ini. Perpecahan, sebagai masalah yang semestinya dicegah menurut ayat di atas, masih mewarnai sisi-sisi kehidupan umat, mulai dari skala kecil dan cabang (furu’) hingga yang skalanya besar dan pokok (ushul).
Selama ini, warna perbedaan yang bahkan ada yang menjurus kepada pertentangan di antara umat Islam pun masih kentara. Sebagai contoh Di Irak, beberapa kali kita menyaksikan aksi pengeboman terhadap sejumlah masjid yang dilakukan oleh umat Islam sendiri. Muslim Sunni merusak masjid Muslim Syi’ah, dan begitu juga sebaliknya. Hal yang sama juga kita saksikan di Pakistan dan Afghanistan. Dalam bidang fikih, sejarah Islam mengenal empat mahzab utama yaitu Hanafi, Hambali, Maliki, dan Syafi’i yang masing-masing memiliki pengikut dengan fanatisme tinggi. Di Indonesia, sudah menjadi konflik tahunan dalam penentuan awal waktu dan akhir bulan suci Ramadhan. Ada juga konflik yang dipicu oleh tindakan kekerasan FPI (Front Pembela Islam) dan AKKBP. Dalam kasus tersebut, FPI diprotes keras oleh berbagai ormas-ormas Islam di seluruh Indonesia. Bahkan berbagai ormas Islam (termasuk NU) menuntut pembubaran FPI.
Contoh-contoh seperti di atas menarik untuk dicermati karena menjelaskan bagaimana realitas sosial keberagaman dipahami atau disikapi. Sejarah sosial dan pemikiran Islam sendiri penuh kisah perbedaan sikap dan pemahaman pemeluknya yang kerapkali melahirkan konflik, bahkan peperangan. Perbedaan demikian sudah berlangsung tidak lama sesudah Nabi muhammad SAW wafat pada perempat pertama abad ke-7 Masehi. 
Maka dari itu, energi umat Islam sebagai penghuni mayoritas negeri ini dan penyumbang jumlah muslim terbesar sedunia, tersedot habis oleh banyaknya pertentangan internal. Jadilah posisi umat Islam lemah, baik secara ideologis, politis, dan sosial; kondisinya persis dengan yang diriwayatkan dari Rasulullah Saw, “Seperti buih di lautan,” jumlahnya banyak tapi tak signifikan eksistensinya. Potensi membina kebangkitan dan peradaban pun menjadi pesimisme sebagian kalangan.
Oleh karena itu, revitalisasi makna al-ukhuwwah al-islamiyyah (persaudaraan Islam) semestinya menjadi agenda penting dalam kehidupan umat Islam. Dengan konsep hubungan ukhuwah itulah Rasulullah Saw. berhasil membina masyarakat yang madani, penuh dengan kebaikan dan keberkahan.

Urgensi dari ukhuwah Islamiyah

“Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat” (Q.S. Al-Hujurat: 10).
“Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. mereka Itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat” (Q.S. Ali-Imran: 105).
Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Barangsiapa membantu keperluan saudaranya maka Allah akan membantu keperluannya” (Muttafaq ‘alaih dari Ibnu Umar Ra.).
Berdasarkan berbagai ayat Al-Qur’an dan hadits di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat urgensi persatuan di antara umat Islam adalah yang paling penting. Konsep ukhuwah yang dibangun atas dasar ikatan akidah ini telah membawa umat menjadi kekuatan yang disegani. Konsep ini dari awal bahkan sudah menghapuskan rasialisme (ashabiyyah), baik yang bersifat kesukuan, gender, maupun warna kulit. Sebagai contoh: Ketika Rasulullah saw dan para sahabat hijrah dari Makkah ke Madinah, salah satu yang pertama kali Rasulullah lakukan selain membangun masjid adalah mempertautkan tali persaudaraan antara kaum Muhajirin dan Anshar. Seorang sahabat Muhajirin Rasulullah saw, Abdurrahman bin Auf, yang dipersaudarakan oleh Rasulullah saw dengan Sa'ad bin Rabi dikenal sebagai seorang saudagar yang kaya raya. Hanya saja ketika berhijrah, semua harta dan barang-barang berharga miliknya dia tinggalkan. Melihat saudaranya yang tidak mempunyai apa-apa lagi, Sa'ad bin Rabi berkata kepada Abdurrahman bin Auf, "Saudaraku, aku adalah salah seorang penduduk Madinah yang kaya raya, kau boleh lihat harta bendaku , barang perniagaanku dan sawah ladangku. Kalau kau mau, kau boleh ambil setengahnya. Saudaraku, aku juga punya dua orang istri, lihatlah mereka dan kau boleh pilih, mana yang paling menarik hatimu. Sekarang juga akan kuceraikan dan kau bisa menikahinya.
Kisah diatas memberikan sebuah pelajaran yang sangat berharga bagi umat Islam. Betapa ukhuwah yang telah terpatri dalam sanubari seorang Muslim akan mampu menghasilkan sebuah hal yang mungkin tidak akan dikira sebelumnya.

Makna Ukhuwah Islamiyah 

Menurut penulis, ada beberapa keutamaan dari ukhuwah yang terjalin antara sesama umat Islam. Pertama, ukhuwah menciptakan persatuan. Kisah heroik perjuangan para pahlawan bangsa negeri, bisa kita jadikan landasan betapa ukhuwah benar-benar mampu mempersatukan para pejuang pada waktu itu. Tak ada rasa sungkan untuk berjuang bersama. Tak terlihat lagi perbedaan suku, ras dan golongan. Yang ada hanyalah keinginan bersama untuk merdeka. Dan kemerdekaan hanya bisa dicapai dengan persatuan. Bukankah Imam Ali Ra. pernah berkata, ”Kebenaran yang tidak teroganisir akan dikalahkan oleh kebatilan yang teroganisir.” Dan satu dari sekian cara untuk dapat mengorganisir adalah dengan persatuan yang timbul dari rasa ukhuwah. 
Kedua, ukhuwah menciptakan kekuatan. Ketika Rasulullah Saw. dan para sahabat bersiap-siap menghadapi orang-orang musyrik dalam perang badar, timbul rasa gentar disebagian hati umat Islam, karena mendengar musuh yang akan dihadapi jumlahnya jauh diatas mereka. Namun Rasululllah Saw. berhasil menenangkan dan mententramkan mereka. Hasilnya, para sahabat yang tadinya gentar berubah menjadi tegar, hingga ukhuwah yang telah terjalin membuahkan sebuah kekuatan maha dahsyat. Akhirnya sejarah mencatat, peperangan pertama yang dilakukan oleh Rasulullah Saw. dan umatnya itu berakhir dengan kemenangan di pihak kaum muslimin. Tentu juga tidak akan pernah terpikir oleh kita bagaimana sebuah bambu runcing para anak bangsa mampu mengalahkan kaum penjajah yang berkekuatan tank-tank baja dan peralatan perang modern lainnya.
Ketiga, ukhuwah menciptakan cinta dan kasih sayang. Apa yang melatar belakangi sahabat Anshar hingga dia merelakan setengah dari hartanya dan seorang istrinya. Sebuah kerelaan yang lahir dari rasa ukhuwah yang telah terpatri dengan baik. Dulunya belum kenal sama sekali, namun setelah dipersaudarakan semuanya dirasakan bersama. Inilah puncak tertinggi dari ukhuwah yang terjalin antara sesama umat.
Sekarang, disaat ukhuwah seakan menjadi barang langka di kalangan umat Islam, seharusnya menjadikan kita berpikir keras untuk kembali menengok ke belakang. Bahwa langka awal untuk mengembalikan kejayaan umat ini adalah dengan ukhuwah. Episode kehidupan Rasul dan generasi para sahabat yang sarat hikmah mutlak harus kita teladani demi terwujudnya suatu ukhuwah yang kuat dalam diri umat Islam sendiri. Wallahu’alam.

Sistem Kesehatan Nasional dan Kontroversi Medical City Cikarang

Masalah kesehatan sampai saat ini masih merupakan momok bagi negara kita Indonesia. Masih rendahnya angka Human Development Index (HDI), yang salah satu indikatornya adalah Angka Harapan Hidup (AHH), menggambarkan bahwa seharusnya masalah kesehatan mendapat perhatian yang lebih dari pemerintah kita. Apa yang menyebabkan keparahan tersebut? Menurut saya, bobroknya managemen sistem kesehatan dari pemerintahlah yang merupakan masalah utama kesehatan di negri ini.
Seharusnya, dalam sistem kesehatan nasional, pemerintah berperan sebagai regulator dan pengawas. Jadi, pemerintah harus bisa mengatur distribusi tenaga kesehatan termasuk dokter dan dokter spesialis agar merata, mengelola pembiayaan kesehatan nasional, dan meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Semua program kesehatan tidak bisa dilakukan hanya berdasar keinginan pengambil kebijakan, tetapi harus sesuai dengan rancangan dari sistem kesehatan nasional.
Akibat tidak adanya suatu sistem kesehatan nasional yang dikelola dengan baik, maka pembangunan kesehatan di berbagai daerah hanya sebatas janji dari para calon bupati atau walikota dalam pemilihan kepala daerah tanpa ada realisasi. Hal itu terjadi karena adanya otonomi daerah yang memberikan kekuasaan seluas-luasnya bagi masing-masing daerah untuk mengatur sistem kesehatanyya masing-masing. Indonesia kalah dengan beberapa negara di Asia yang telah memiliki sistem kesehatan nasional seperti Singapura, Malaysia dan Thailand..
Selain yang telah disebutkan di atas, saat ini masih terjadi ketidakadilan dalam bidang kesehatan masih terjadi antara yang kaya dan miskin. Masyarakat miskin gagal mendapat pelayanan kesehatan karena tidak punya dana atau jaminan kesehatan untuk mendapatkannya, tempat tinggal penduduk secara geografis jauh dari tempat layanan kesehatan, ketidaksamaan akses karena pengetahuan, budaya dan jender.
Masyarakat miskin atau menengah di kota-kota besar yang dekat dengan rumah sakit dan dokter atau tenaga kesehatan akan mendapat akses lebih baik untuk mendapat pelayanan kesehatan. Daerah dengan tingkat ekonomi masyarakat rendah dan kemampuan fiskal pemerintah daerah lemah cenderung kekurangan tenaga dokter spesialis.
Bahkan, sebagai buktinya, menurut hasil survei yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan di 78 kabupaten di 17 provinsi di Indonesia tahun 2007, 30% dari 7.500 puskesmas di daerah terpencil tidak punya tenaga dokter. Sekitar 50 persen dari 364 puskesmas tidak punya dokter, 18 persen tanpa perawat, 12 persen tanpa bidan, 42 persen tanpa tenaga sanitarian, 64 persen tanpa tenaga gizi.

Medical City

Masih buruknya sistem managemen pemerintah di bidang kesehatan bertolak belakang dengan proyek yang dicanangkan pemerintah baru-baru ini. Pemerintah, yang akan bekerjasama dengan beberapa perusahaan besar, rencananya (sebetulnya proyek ini sudah memasuki tahap awal pembangunan) akan membangun suatu ”Medical City” yang merupakan kawasan pelayanan kesehatan terintegrasi pertama di Indonesia yang akan dibangun di Kota Jababeka, Cikarang. Proyek tersebut terbagi dalam enam tahapan dan ditargetkan rampung tahun 2015.Biaya yang dihabiskan dalam proyek ini tidak sedikit, yaitu mencapai angka 7 triliun rupiah!
Medical City bertujuan untuk menjadi "center of excellent" dalam bidang kesehatan, sehingga orang Indonesia tidak perlu lagi pergi ke luar negeri untuk berobat. Selain itu, di Indonesia belum ada pusat kesehatan yang terpadu dalam satu kawasan. Sebagai tambahan pula, nantinya di wilayah ini akan dibangun pusat riset di bidang kesehatan, biologi, maupun industri.
 Sebetulnya, konsep yang ditawarkan amat bagus karena menawarkan suatu fasilitas kesehatan dan yang akan memajukan tingkat kesehatan di Indonesia. Tetapi, seberapa sih urgensinya bila dibandingkan dengan perbaikan sistem kesehatan nasional? Non sense! Ketika Medical City sudah dapat dibangun kelak, tetapi tidak dibarengi dengan perbaikan sistem kesehatan nasional, masalah kesehatan di Indonesia tetap belum dapat terselesaikan. Tetap saja masyarakat yang tinggal di tempat yang letaknya jauh dari akses kesehatan tak bisa menikmati kecanggihan fasilitas tersebut. Tetap saja orang-orang yang miskin tak mampu menggunakan fasilitas tersebut. Bila hal tersebut terjadi, kesehatan di Indonesia keadaannya tetap akan tetap sama hancurnya seperti sekarang. 

Upaya Penyuluhan Masyarakat Usia Muda sebagai Penyelesaian Masalah Sampah di Indonesia

Pada era globalisasi ini, pencemaran dan pengrusakan lingkungan hidup telah menjadi tantangan yang berkembang seiring dengan jaman. Salah satu masalah utama dalam pencemaran dan pengrusakan lingkungan hidup adalah sampah, terutama di kota-kota besar. Akibat yang ditimbulkan sampah tidak hanya dapat kita rasakan secara langsung, seperti rusaknya nilai estetika, tetapi juga secara tidak langsung. 
Akan tetapi, problematika sampah merupakan hal yang seringkali kita anggap remeh dikarenakan kita tidak langsung terkena dampak negatif dari hal tersebut. Sementara itu tanpa kita sadari jumlah tersebut semakin bertambah setiap saat, padahal lahan yang tersedia untuk pembuangan sangat minim. Menurut data dari Dinas Kebersihan DKI Jakarta, tiap orang diperkirakan menghasilkan sampah sebanyak satu sampai dua kilogram sehari. Jadi penduduk Indonesia yang diperkirakan berjumlah 206 juta orang, sampahnya dapat mencapai 420.000 ton per hari. Padahal kabarnya, pemerintah kita hanya bisa mengelola 20-30 persen dari total produksi sampah per hari. 
Volume sampah di daerah perkotaan terus bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Berdasarkan hasil survei Biro Pusat Statistik, pada tahun 1996/1997, Kota Jakarta dengan jumlah penduduk sekitar 10 juta menghasilkan sampah 25.404 meter kubik per hari. Sedangkan tahun 1998/1999 volume sampah per harinya mencapai 26.320 meter kubik, atau naik 3,6 persen. Kenaikan tersebut tidak diimbangi dengan peningkatan pemahaman masyarakat mengenai bagaimana pengelolaan sampah yang ideal. Selama ini pengleolaan persampahan, terutama di perkotaan, tidak berjalan dengan efisien dan efektif karena pengelolaan sampah bersifat terpusat. Misalnya saja, seluruh sampah dari kota Jakarta harus dibuang di Tempat Pembuangan Akhir di daerah Bantar Gebang Bekasi. Kekurangan dari sistem tersebut adalah mengenai biaya distribusi yang akan jadi sangat mahal. 
Kita pasti tahu, sampah bukan saja merusak pemandangan, tapi juga merusak kesehatan. Apalagi di musim hujan seperti sekarang ini. Sampah yang menumpuk di saluran air dan sungai akan menghambat arus air, hingga menyebabkan bencana banjir. Bau busuk dan banjir merupakan efek langsung sampah yang paling terasa sama kita. Disamping itu, tidak sedikit penyakit yang diakibatkan oleh sampah. Permasalahannya, sampah selalu disertai berbagai vektor pembawa penyakit dan bahan-bahan toksik. Di antaranya disentri, kolera, penyakit cacing dan leptospirosis. 
Hingga saat ini, upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam menanggulangi permasalahan sampah masih minim. Pemerintah hanya menyediakan tempat-tempat sampah tanpa memberi pembinaan bagaimana cara membuang sampah yang benar berdasarkan pemilahannya. Padahal, apabila masyarakat tertib dalam membuang sampah sesuai pemilahannya, jumlah sampah dapat berkurang secara efisien. Sampah organik dapat dijadikan kompos, sedangkan sampah non organik dapat didaur ulang.
Pemerintah juga telah cukup sering mengadakan seminar untuk mengkaji masalah ini, namun program tersebut kurang efektif dikarenakan kurangnya sosialisasi langsung terhadap masyarakat. Penegakan disiplin yang kurang juga memicu masyarakat untuk cenderung membuang sampah sembarangan. Program pemerintah lain adalah mengadakan kompetisi antar wilayah, seperti Surabaya Green and Clean. Sayangnya, program seperti ini baru diadakan di Surabaya. Tidak semua wilayah dapat berpartisipasi di dalamnya dikarenakan program semacam ini memerlukan biaya yang tidak sedikit.
Upaya pemerintah yang paling sering dilakukan ialah dengan menambah jumlah Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Padahal, tidak ada artinya menambah jumlah TPA tanpa mereduksi sampah itu sendiri. Upaya ini hanya akan menimbulkan pencemaran baru dan menambah permasalahan yang timbul oleh sampah.
Salah satu pemecahan masalah yang dapat kita lakukan ialah menyadarkan masyarakat sedini mungkin. Akan tetapi, mengurangi sampah bukan urusan yang bisa selesai dalam waktu 1-2 tahun, karena yang kita lakukan adalah mengubah perilaku masyarakat. Apabila pemerintah mencanangkan pendidikan mengubah kebiasaan masyarakat tentunya butuh waktu yang sangat panjang, setidaknya memerlukan waktu satu generasi atau 30 tahun. Sekalipun demikian, ini adalah cara yang lebih efektif dibandingkan dengan hanya menimbun sampah di tempat pembuangan akhir. Usaha pengubahan perilaku akan efektif bila ditanamkan sejak dini, salah satunya dengan memberikan pelatihan kepada para siswa Sekolah Dasar (SD) tentang cara membuang sampah dan memisahkan sampah basah dan sampah kering, sehingga mulai dari sejak dini mereka telah memiliki perilaku sebagai seorang warga yang mempunyai kepedulian terhadap lingkungan.

THE ESSENCES OF LEADERSHIP

Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat selalu membutuhkan adanya pemimpin. Di dalam kehidupan rumah tangga diperlukan adanya pemimpin atau kepala keluarga, begitu pula halnya di masjid sehingga shalat berjamaah bisa dilaksanakan dengan adanya orang yang bertindak sebagai imam, bahkan dalam kehidupan bernegara keberadaan presiden dan raja merupakan syarat mutlak bagi tegaknya kedaulatan suatu negara. Ini semua menunjukkan betapa penting kedudukan pemimpin dalam suatu masyarakat, baik dalam skala yang kecil apalagi skala yang besar. 
Di dalam agama Islam, pemimpin kadangkala disebut sebagai imam. Dalam shalat berjamaah, imam berarti orang yang didepan. Secara harfiyah, kata imam artinya menuju, menumpu dan meneladani. Ini berarti seorang imam atau pemimpin harus selalu didepan guna memberi keteladanan atau kepeloporan dalam segala bentuk kebaikan. Bagitu pentingnya kedudukan pemimoin dalam Islam, maka siapa saja yang menjadi pemimpin tidak boleh dan jangan sampai menyalahgunakan kepemimpinannya untuk hal-hal yang tidak benar. Karena itu, para pemimpin dan orang-orang yang dipimpin harus memahami hakikat kepemimpinan dalam pandangan Islam.
Ketika seseorang diangkat atau ditunjuk untuk memimpin suatu lembaga atau institusi, maka ia sebenarnya mengemban tanggung jawab yang besar sebagai seorang pemimpin yang harus mampu mempertanggungjawabkannya. Bukan hanya dihadapan manusia tapi juga dihadapan Allah Swt. Oleh karena itu, jabatan dalam semua level atau tingkatan bukanlah suatu keistimewaan sehingga seorang pemimpin atau pejabat tidak boleh merasa menjadi manusia yang istimewa sehingga ia merasa harus diistimewakan dan ia sangat marah bila orang lain tidak mengistimewakan dirinya. 
Menjadi pemimpin atau pejabat bukanlah untuk menikmati kemewahan atau kesenangan hidup dengan berbagai fasilitas duniawi yang menyenangkan, tapi justru ia harus mau berkorban dan menunjukkan pengorbanan, apalagi ketika masyarakat yang dipimpinnya berada dalam kondisi sulit dan sangat sulit. 
Para pemimpin mendapat tanggung jawab yang besar untuk menghadapi dan mengatasi berbagai persoalan yang menghantui masyarakat yang dipimpinnya untuk Selanjutnya mengarahkan kehidupan masyarakat untuk bisa menjalani kehidupan yang baik dan benar serta mencapai kemajuan dan kesejahteraan. Untuk itu, para pemimpin dituntut bekerja keras dengan penuh kesungguhan dan optimisme. 
Pemimpin adalah pelayan bagi orang yang dipimpinnya, karena itu menjadi pemimpin atau pejabat berarti mendapatkan kewenangan yang besar untuk bisa melayani masyarakat dengan pelayanan yang lebih baik dari pemimpin sebelumnya, Rasulullah Saw bersabda: Pemimpin suatu kaum adalah pelayan mereka (HR. Abu Na’im)
Dalam segala bentuk kebaikan, seorang pemimpin seharusnya menjadi teladan dan pelopor, bukan malah menjadi pengekor yang tidak memiliki sikap terhadap nilai-nilai kebenaran dan kebaikan. Ketika seorang pemimpin menyerukan kejujuran kepada rakyat yang dipimpinnya, maka ia telah menunjukkan kejujuran itu. Ketika ia menyerukan hidup sederhana dalam soal materi, maka ia tunjukkan kesederhanaan bukan malah kemewahan. Masyarakat sangat menuntut adanya pemimpin yang bisa menjadi pelopor dan teladan dalam kebaikan dan kebenaran. 
Dari penjelasan di atas, kita bisa menyadari betapa penting kedudukan pemimpin bagi suatu masyarakat, karenanya jangan sampai kita salah memilih pemimpin, baik dalam tingkatan yang paling rendah seperti kepala rumah tanggai, ketua RT, pengurus masjid, lurah dan camat apalagi sampai tingkat tinggi seperti anggota parlemen, bupati atau walikota, gubernur, menteri dan presiden. Karena itu, orang-orang yang sudah terbukti tidak mampu memimpin, menyalahgunakan kepemimpinan untuk misi yang tidak benar dan orang-orang yang kita ragukan untuk bisa memimpin dengan baik dan kearah kebaikan, tidak layak untuk kita percayakan menjadi pemimpin. 

Resume Agenda Bulanan Bulan Januari 2009

Kajian Islam Kontemporer

 Kajian Islam Kontemporer kali ini berbeda dari biasanya. Hal ini dikarenakan ustadz Musholli yang berhalangan hadir sehingga kesempatan untuk menjadi pembicara KIK kali ini diberikan oleh ustadz M. Ihsan di Aula Asrama PPSDMS Nurul Fikri Regional 4 Surabaya. Pada kesempatan kali ini beliau menjelaskan mengenai tema sejarah dan kiprah kaum Yahudi dan Zionis di dunia ini.
 Beliau menjelaskan mengenai penjelasan umat Yahudi di Palestina.Beberapa contoh jejak/ penjelasan mengenai kaum Yahudi yang ada di dalam Qur’an:
1. Mengaku anak Allah: Al Maidah ayat 18
2. Musuh orang utama orang beriman: Al maidah ayat 82
3. Pendusta para Nabi dan selalu melakukan kemungkaran: Al Maidah ayat 70
4. Pelaku dosa dan pemakan harta haram: Al Maidah ayat 62
5. Menghina Allah: Al Maidah ayat 64
Setelah itu, beliau memberikan berbagai penjelasan mengenai sejarah, pengaruh Yahudi di berbagai negara (terutama Amerika), pergerakan dan konspirasi, dan berbagai penjelasan lainnya mengenai Yahudi dan Zionis.

Training Pengembangan Diri
Training Pengembangan Diri bulan ini diadakan di ruang Aula Asrama PPSDMS Nurul Fikri Regional 4 Surabaya. TPD dan, seperti biasanya, dibawakan oleh super trainer dari Jakarta yaitu Pak Arif Munandar. Pada TPD kali ini beliau membuka pertemuan kita dengan klarifikasi masalah jadwal Latgab Wilayah Timur yang bermasalah. Setelah itu beliau juga menceritakan mengenai beberapa cerita nyata mengenai beberpaa masalah yang sebetulnya bisa diselesaikan dengan masalah managemen. Yaitu kisah yang dialami oleh salah satu peserta regional 4 yang tidak bisa mengikuti TPD karena kehabisan tiket pulang ke Surabaya. Menurut Murphy’s law: “sesuatu yang mempunyai potensi untuk jadi masalah, biasanya akan jadi masalah”, dari hukum ini, seharusnya kita selalu memikirkan bebagai kemungkinan permasalahan yang terjadi kemudian merancang ”jalur alternatif” dari usaha kita
Yang paling penting dalam TPD kali ini, beliau menjelaskan mengenai “5 Generasi manajemen”, yaitu :
• 1st generation - Management by doing : semua dilakukan sendiri. Memiliki kelemahan jika terlalu perfeksionis
• 2nd generation - Management by directing : mengarahkan apa, bagaimana, dan mengawasi. Memiliki kelemahan berupa sindrom Perkinson, yaitu terlalu banyak yang menjadi pengawas. Struktur organisasi terlalu dalam hingga membentuk piramida. Dalam sebuah struktur organisasi yang ideal rentang kendali satu orang dapat mengendalikan maksimal 7-8 orang secara langsung
• 3rd generation - Management by result : hanya diberitahu target hasil. Memiliki kelemahan dapat menimbulkan pragmatism, berpikir instan, melakukan apa pun untuk mencapai tujuan.
• 4th generation – Management by process : getting better, faster. Terdapat 3 bagian penting yang menyusun sebuah proses : quality, new scientific management, teamwork. Kata kuncinya adalah : speed, speed, speed, innovation
• 5th generation – Management by creating management
Selain hal di atas, beliau juga memberikan beberapa tips kepada kami selaku para pemimpin di kampus seperti manajemen rapat, dll.

 
Training Jurnalistik dan Studi Pustaka

Training ini dibawakan oleh Bapak Sapto Waluyo yang dilakukan di aula Asrama Regional 4 Surabaya. Training ini dimulai dengan training jurnalistik mengenai teknik meresensi buku (Book Review). Beliau memulai Training Jurnalistik kali ini dengan memutar film, kartun, dan video yang dibuat oleh rakyat Palestina. Hal ini menunjukkan, bahwa walaupun rakyat Palestina ditindas oleh Zionis, mereka masih bisa berkarya dan berkreativitas.
Beliau menjelaskan mengenai pengertian meresensi buku yaitu meninjau, menilai, dan membahas isi suatu buku, sehingga pemikiran penulis dapat dipahami dengan baik oleh khalayak pembaca sebagai arena pertukaran informasi dan pengembangan ilmu pengetahuan. Resensi juga dapat berisi perbandingan pemikiran dari berbagai penulis buku. Beliau juga menjelaskan mengenai pentingnya resensi yaitu :
• Sari pemikiran penulis
• Percepat proses pertukaran informasi dan pengembangannya
• Dokumentasi sejarah atau jejak pemikiran seorang penulis
• Nilai pengaruh pemikiran dalam masyarakat
• Budaya kritis
Saat sesi Studi Pustaka, Pak Sapto Waluyo membahas mengenai buku “Kebangkitan Islam” yang ditulis oleh Fathi Yakan. Pembahasan dalam buku ini adalah seputar:
1. Gerakan Islam dan zaman pengertian Al – Ashr menurut Al Qasim, khazin, Sayyid Qutub, Ashawi (tafsir surat dalam Al Quran)
2. Runtuhnya peristiwa abad 20, runtuhnya khilafah Turki, gencarnya westernisasi, kebangkitan komunisme / atheisme, Israel / Zionisme, runtuhnya Uni Soviet, perang Timur Tengah, Pembantaian etnis Bosnia, Global Warning, dan HIV AIDS.
3. Mengenal zaman tantangan eksternal dan internal
4. Mengenal tujuan umum gerakan Islam
5. Mengenal karakter Islam
6. Mengenal karakter gerakan kontemporer
7. 
Diskusi Paska Kampus
Pada diskusi paska kampus kali ini, PPSDMS NF Regional 4 mendatangkan dua orang alumni dari angkatan ke-2 yang sudah cukup sukses saat ini. Mereka adalah Mas Yudha dari sistem Informasi ITS angkatan 2003 dan Mas Arya Yudi yang juga dari Teknik Informatika angkatan 2002. Mereka sharing mengenai pengalaman mereka dalam meniti karier sehingga bisa sukses seperti sekarang.
Mas Yudha saat ini adalah seorang pengusaha. Beliau menceritakan tentang bagaimana karier yang dia tekuni sekarang berbeda dengan carrier plan yang dia rancang dahulu ketika masih menjadi peserta PPSDMS. Beliau ternyata mendapat inspirasi mengenai karier plan-nya saat ini dari karier plan teman satu asrama-nya dulu. Hal ini bukan berarti carrier plan tidak penting, tetapi memang masih ada beberapa pertimbangan yang mempengaruhi plihan karier, yaitu:
1. Faktor lingkungan
2. Inspirasi dari teman-teman
3. Melihat potensi diri yang sesungguhnya
4. Perlu banyak diskusi dengan banyak orang 
Ada beberapa perkataan beliau yang mendatangkan inspirasi bagi saya, perkataan ini beliau kutip dari film The Bourne Ultimatum, yaitu: ”seseorang harus mempersiapkan untuk yang terburuk kalau ingin memperoleh yang terbaik. 
Setelah itu, Mas Arya Yudhi membuka materi-nya dengan surat Al-Asr yang maknanya luar biasa. Bahkan beliau menyebutkan bahwa bila hanya ada satu surat Al Qur’an yang turun, maka cukuplah surat Al Asr itu menjadi dasar bagi kewajiban umat Muslim untuk maju. Beliau memiliki motto hidup yang luar biasa, yaitu: ”mencari nilai yang optimum”. Dengan motto tersebut, beliau membangun kariernya. Beliau adalah seorang dosen ITS yang juga memiliki usaha laundry yang sukses. 
Ada bebrapa perkataan beliau yang memberi inspirasi bagi orang yang mau menjadi dosen, yaitu: ”unsur utama untuk jadi seorang dosen: pengetahuan akan ilmu yang akan kita ajar dan jam terbang”. Beliau juga memberikan tips bahwa ketika sedang mengerjakan peran sebagai dosen maka jangan berpikir mengenai pekerjaan menjadi usaha, begita juga sebaliknya. Tetap fokus tetapi harus tetap me-manage pekerjaan dengan baik.

Resume Agenda Bulanan Bulan Februari 2009

Dalam Bulan Februari ini, para peserta PPSDMS Regional 4 Surabaya melakukan agenda bulanannya saat Latihan Gabungan wilayah Timur bersama peserta PPSDMS Regional 3 Yogyakarta yang dilakukan di asrama Regional 3 Yogyakarta.

Kajian Islam Kontemporer

Kajian Islam Kontemporer kali ini berbeda dari biasanya. Hal ini dikarenakan ustadz Musholli yang berhalangan hadir sehingga kesempatan untuk menjadi pembicara KIK kali ini diberikan oleh ustadz M. Ihsan sebagaimana sebulan sebelumnya. Pada kesempatan kali ini beliau menjelaskan mengenai fiqih prioritas yang sebetulnya terdapat dalam bentuk buku karangan Yusuf al-Qardhawi.
Berikut ini adalah poin-poin ringkasan yang saya dapat dalam KIK kali ini:
• Penjelasan mengenai surat Al-Muzzammil ayat 1 s.d. 6 yang hikmahnya adalah:
 Bahwa umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan Qiyamul lail/ shalat malam
 Umat Islam dianjurkan ketika Qiyamul Lail untuk men-taddaburi ayat-ayat Qur’an
 Ketika bangun pada malam hari merupakan saat-saat yang sensitif bagi manusia, maka alangkah baiknya digunakan dengan beribadah, introspeksi diri, bahkan untuk momentum ta’akhi (membina persaudaraan/ persahabatan)
• Fiqih Prioritas ini sebetulnya dibuat berdasarkan tentang fakta yang ada, yaitu bahwa sesuatu pasti ada tingkatan-tingkatannya dan pasti ada yang tingkatannya lebih tinggi Fiqih prioritas merupakan telaah mendalam mengenai amal-amal yang merupakan prioritas bagi umat Islam dalam konteks zaman ini.
• Pada saat ini terjadi kekacauan intepretasi umat Islam mengenai hal-hal yang prioritas ini, beberapa contohnya adalah:
 Penghargaan lebih yang diberikan kepada seniman dibandingkan dengan ilmuwan
 Penghargaan lebih yang diberikan kepada olahragawan dibandingkan dengan peneliti
 Lebih mengutamakan kulit ketimbang isi
 Lebih mengutamakan hal-hal yang seremonial dibandingkan yang substansial
 Tidak menyadari bahwa ada amalan yang berubah nilainya dari masa ke masa
• Ternyata terdapat hubungan antara fiqih prioritas dan fiqih pertimbangan (suatu konsep yang dikembangkan dari pokok-pokok pikiran Ibn Taimiyah) yaitu fiqih pertimbangan digunakan untuk mengetahui mana yang lebih prioritas/ lebih penting
• Fiqih Pertimbangan intinya adalah:
 Memberikan pertimbanganantara beberapa kemaslahatan dan manfaat dari berbagai kebaikan yang diwariskan
 Memberikan pertimbangan antara berbagai bentuk kerusakan, manfaat, dan kejahatan yang dilarang agama
• Fiqih perimbangan dan pada gilirannya fiqih prioritas menghasilkan:
 Mendahulukan dinanuriyyat atau hajjiyat, apalagi terhadap tahsinat
 Dan pendahuluan hajjiyat atas tahsinat dan tamaliyyat

Training Pengembangan Diri

• Transformasi yang terjadi di dunia ini tidak pernah diinisiasi oleh banyak orang, tetapi biasanya hanya diinisiasi oleh segelintir orang-orang terpilih. Contohnya adalah bangsa Yahudi yang walaupun total populasinya di dunia hanya sedikit, tetapi mereka mampu untuk mengendalikan dan menguasai dunia saat ini
• Ada tiga keywords (kata kunci) yang terdapat pada materi TPD kali ini yaitu People, transformation, contribution
• Change hanya merubah pada tataran ”what” Tidak membawa ke arah yang lebih baik. Contohnya apabila seorang pemimpin di suatu organisasi merubah nama atau simbol organisasi, maka inilah yang disebut change
• Transformation merubah sesuatu sampai pada tataran peubahan nilai-nilai dan kepercayaan yang ada di dalamnya (why). Pemimpin organisasi yang baik adalah pemimpin yang dapat melakukan transformasi perbaikan nilai-nilai, kebiasaan, dan keperayaan yang ada terdapat pada organisasi yang ia pimpin
• Seseorang dapat melakukan transformasi pada lingkungannya dengan membangun suatu visi dan tujuan bersama melalui shared meanings, shared visions, shared values
• Ada 3 hal yang mesti dilakukan oleh peserta PPSDMS yaitu: respect people, respect time, dan respect system
• Ada sekitar 7 hal yang menghambat diri kita untuk belajar, yaitu:
 I am my position kita hanya mau melakukan sesuatu hal yang sesuai dengan jabatan atau posisi kita
 The enemy is out there kita hanya menyalahkan lingkungan di sekitar kita . Padahal mungkin saja kesalahan itu berasal dari kita sendiri
 The illusion of taking charge
 The fixation of events
 The parable of boiled frog kita kurang peka sehingga terlambat menyadari bahwa yang kita lakukan ternyata salah
 The delusion of learning from experience
 The myth of management
• Ada 5 level/ tingkatan kepemimpinan, yaitu:
1. 1st level, Highly Capable individual : orang-orang mengikuti kita karena mereka “harus” mengikuti kita. Pemimpin pada level terendah ini memiliki banyak kekurangan dikarenakan orang-orang mengikuti kita dikarenakan hanya posisi atau jabatan yang kita miliki. Setelah masa jabatan kita berakhir, maka orang-orang akan pergi meninggalkan kita
2. 2nd level, Contributing Team Member : Orang-orang mengikuti kita karena mereka ”ingin” mengikuti kita. Pemimpin pada level ini diikuti dikarenakan kebaikan-kebaikan yang pemimpin buat. Ketika kita membuat unpopular decision, orang-orang akan pergi meninggalkan kita
3. 3rd level, Competent Manager : Orang-orang mengikuti kita karena apa yang telah kita raih (prestasi). Pemimpin yang pintar dan kompeten punya peluang lebih besar untuk menggerakkan orang lain. Tetapi apabila ada orang yang kapabilitasnya/ prestasinya lebih tinggi dari kita, maka kita akan ditinggalkan
4. 4th level, Effective Leader : Orang-orang mengikuti kita dikarenakan apa yang telah kita lakukan untuk mereka. Rasa pecaya diri dan proporsional membuat kita berfokus juga terhadap pengembangan para pengikut agar pada nantinya mereka bisa menjadi leader seperti kita. Dengan manfaat-manfaat yang kita berikan, orang-orang tentu akan mengikuti kita
5. 5th level, Level 5 Leader : Orang-orang mengikuti kita karena kualitas pribadi yang kita miliki. Pemimpin pada level ini mampu membangun kepercayaan dan respect dari para pengikutnya secara utuh, sehingga kita memiliki kekuatan besar untuk menanamkan suatu nilai-nilai baru yang kita anggap baik. Pemimpin ini bekerja untuk mencapai hasil yang hebat, namun berjuang dalam kesunyian untuk menghindari puja-puja yang berlebihan. Pemimpin jenis ini menggambarkan kombinasi paradoksal antara kegigihan professional dan kerendahan hati/ keikhlasan dalam berbuat.

Training Jurnalistik dan Studi Pustaka

Training kali ini, seperti biasa, dibawakan oleh Bapak Sapto Waluyo yang dilakukan di aula Asrama Regional 3 Yogyakarta. Training ini dimulai dengan training jurnalistik mengenai bagaimana teknik untuk memperkaya referensi dan menata perpustakaan pribadi.
Berikut ini adalah poin-poin ringkasan yang saya dapat dalam training jurnalistik kali ini:
• Tujuan dari materi kali ini adalah peserta menyadari pentingnya memperkaya referensi pemikiran dan menata koleksi perpustakaan pribadi sebgai modal bagi peningkatan kapasitas intelektual dan membangun kredibilitas dan kompetensi akademis
• Penjelasan mengenai beberapa tokoh dunia dan nasional yang bisa memperoleh kesuksesan dan ideologi nya melalui beberapa refrensi buku yang sering mereka baca sepanjang hidupnya. Contohnya: Cat Steven, Gus Dur, Napoleon Bonaparte, Hitler, dll.
Selanjutnya Bapak Sapto Waluyo melanjutkan dengan sesi studi pustaka mengenai buku yang ditulis oleh Yusuf Al-Qardhawi, yaitu “Umat Islam Menyongsong Abad 21”.
Berikut ini adalah poin-poin ringkasan yang saya dapat dalam training jurnalistik kali ini:
• Sebelumnya beliau menjelaskan mengenai profil sang penulis, Yusuf Al-Qardhawi:
 Beliau adalah seorang ulama yang merespons maalah-masalah umat yang kontemporer
 Beliau saat ini tinggal di Qatar dan tergabung dalam berbagai gerakan dan organisasi keislaman seperti Al-Quds dan World Islam Scholar
 Beliau sering memfatwakan fiqih-fiqh yang flexibel. Contohnya: hukum bersalaman dengan wanita, bom bunuh diri, dan masalah zakat kontemporer
• Menurut buku ini, karakteristik dunia pada abad-20 adalah:
 Kemajuan pesat sains dan teknologi
 Merebaknya tuntutan kebebasan dan HAM (namun diikuti gejala-gejala standar ganda, individualisme, dan feminisme)
 Hancurnya nilai keimanan dan moral. Dalam hal ini beliau banyak memberikan contoh mengenai skandal-skandal yang dilakukan oleh tokoh-tokoh dunia.
 Perperangan
• Menurut buku ini, success story umat Islam pada abad-20 ini berupa:
 Kebebasan nasional
 Maraknya pendidikan Islam
 Gerakan perubahan dan kebangkitan Islam
 Merupakan titik tolak kebangkitan
• Menurut buku ini, tanda-tanda kebangkitan umat Islam pada abad-20 ini adalah:
 Implementasi syariat Islam
 Revolusi Islam yang terjadi di berbagai negara seperti Iran, Afghanistan, dll
 Gelora jihad umat Islam yang menguat. Hal ini ditandai gerakan-gerakan jihad seperti Mujahidin di Afghanistan dan Intifadhah di Palestina
 Kembalinya pemuda kepada agama
 Banyaknya muslimah yang kini memakai jilbab
 Majunya perekonomian yang berlandaskan syarit Islam
• Menurut buku ini, ada beberpa tantangan yang akan dihadapi oleh umat Islam pada abad ini, diantaranya adalah:
 Gerakan Zionisme
 Banyak terjadinya disintegrasi umat dan dekonstruksi yang banyak dialami negri-negri Muslim 

Dialog Tokoh 
Pada kesempatan kali ini, dilakukan dua sesi untuk dialog tokoh yang dikarenakan berhalangannya pembicara untuk sesi diskusi paska kampus. 

1. Masa Depan Pendidikan Pasca disahkannya UU BHP 
Materi ini dibawakan oleh Prof. Dr. Supriyoko yang merupakan praktisi senior yang mengurusi masalah pendidikan di Indonesia. Menurut beliau, akibat yang ditimbulkan oleh UU BHP diantaranya adalah:
a. Kualitas tidak akan berubah dikarenakan UU BHP, hal ini karena:
1. UU BHP lebih mengatur masalah administrasi bukannya proses dan produk
2. Penyelenggara pendidikan terkuras energinya untuk menghadapi kerumitan penyelenggara
3. Ketentuan yang cukup baik dalam UU tidak akan berguna bila implementasinya buruk
b. Pendidikan swasta akan lebih sulit berkembang, hal ini dikarenakan:
1. Masyarakat enggan mendirikan sekolah, madrasah, ataupun PTS
2. Sekolah ’swasta’ sebagaimana yang terdapat di Jepang tak mungkin dikembangkan
3. Konsep pendidikan diserahkan kepada masyarakat sebagaimana yang terjadi di AS menjadi semakin tidak jelas

2. Islam dan Profesionalisme
Materi ini dibawakan oleh Bapak Jumairi yang merupakan dosen UGM dan mempunyai pengaruh di ikatan cendikiawan muslim Indonesia. Berikut ini adalah poin-poin mengenai intisari materi beliau:
a. Profesi artinya adalah bidang pekerjaan yang menuntut keahlian tertentu. Orang yang melakukan profesi biasa disebut dengan profesional. Sedangkan, profesionalisme adalah hal-hal yang berkaitan dengan profesional.
b. Profesional terkait dengan produktivitas dan spesialisasi
c. Dalam Al Qur’an memang tidak diterngkan secara eksplisit mengenai profesionalisme, tetapi secara tersirat melaluiayat yang mengatakan bahwa kita harus menyerahkan sesuatu kepada ahlinya
d. Ciri-ciri seorang profesional dapat dilihat melalui Disiplin dan etika yang dimilikinya
e. Kekurangan umat Islam Indonesia mengenai profesionalisme adalah:
 Tidak tekun dalam mempelajari sesuatu
 Menganggap enteng pada suatu hal
 Kesejarahan keilmuan kita terputus dikarenakan sejarah dianggap enteng oleh generasi-generasi sebelumnya

Puasa: Perintah Allah SWT yang Diakui Manfaatnya Menurut Ilmu Kesehatan Modern

Perintah Berpuasa 

Puasa adalah salah satu bentuk ibadah yang Allah SWT perintahkan kepada manusia. Perintah untuk berpuasa disebutkan jelas dalam Al Qur’an maupun hadits Rasulullah saw.
Sesungguhnya Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.”(QS. Al Ahzab:35)

”Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”(QS Al Baqarah: 183)

”...dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS Al Baqarah: 183)
 
Berdasarkan beberapa kutipan ayat-ayat Al Qur’an di atas, dapat disimpulkan bahwa begitu fundamental-nya ibadah puasa dalam kehidupan seorang muslim terutama di bulan Ramadhan dimana ketika itu umat muslim diwajibkan untuk menjalankan puasa. Lalu sebenarnya apa manfaat berpuasa bagi kita selain balasan pahala dari Allah SWT? Apakah Allah memberikan perintah yang tak bermanfaat bagi kehidupan kita?  
Sebelum itu mari kita bahas mengenai hubungan antara ayat-ayat kauliyah dan kauniyah. Sesungguhnya terdapat hubungan antara ayat-ayat kauliyah (ilmu pengetahuan) maupun kauniyah (ayat-ayat Al Qur’an). Ayat-ayat kauniyah memberikan isyarat untuk ayat-ayat kauliyah. Sebaliknya, pembuktian ayat-ayat qauliyah merupakan bukti bagi kebenaran ayat-ayat qauniyah. Selanjutnya akan kita bahas mengenai manfaat berpuasa yang sudah banyak diakui dan dibuktikan menurut ilmu pengetahuan modern.  

Manfaat Puasa Menurut Perspektif Ilmu Kesehatan

Berdasarkan pendapat sejumlah ahli kesehatan, puasa dapat memberikan berbagai manfaat bagi yang melaksanakannya, di antaranya untuk ketenangan jiwa, mengatasi stres, meningkatkan daya tahan tubuh, serta memelihara kesehatan dan kecantikan. Puasa selain bermanfaat untuk ketenangan jiwa agar terhindar dari stres, juga dapat menyehatkan badan dan dapat membantu penyembuhan bermacam penyakit. Selain itu, puasa dapat membuat awet muda atau menunda proses ketuaan. Supaya kondisi fisik selalu sehat dan bugar, organ-organ tubuh harus mendapatkan kesempatan untuk istirahat. Hal tersebut dapat dilakukan dengan berpuasa.
Saat berpuasa, organ-organ tubuh dapat beristirahat dan miliaran sel dalam tubuh bisa menghimpun diri untuk bertahan hidup. Puasa berfungsi sebagai detoksifikasi untuk mengeluarkan kotoran, toksin/racun dari dalam tubuh, meremajakan sel-sel tubuh dan mengganti sel-sel tubuh yang sudah rusak dengan yang baru serta untuk memperbaiki fungsi hormon, menjadikan kulit sehat dan meningkatkan daya tahan tubuh karena manusia mempunyai kemampuan terapi alamiah.
Puasa dapat membuat kulit menjadi segar, sehat, lembut, dan berseri. Karena, setiap saat tubuh mengalami metabolisme energi, yaitu peristiwa perubahan dari energi yang terkandung dalam zat gizi menjadi energi potensial dalam tubuh. Sisanya akan disimpan di dalam tubuh, sel ginjal, sel kulit, dan pelupuk mata serta dalam bentuk lemak dan glikogen. Manusia mempunyai cadangan energi yang disebut glikogen. Cadangan energi tersebut dapat bertahan selama 25 jam. Cadangan gizi inilah yang sewaktu-waktu akan dibakar menjadi energi, jika tubuh tidak mendapat suplai pangan dari luar. Ketika berpuasa, cadangan energi yang tersimpan dalam organ-organ tubuh dikeluarkan sehingga melegakan pernapasan organ-organ tubuh serta sel-sel penyimpanannya. Peristiwa ini disebut peremajaan sel. Dengan meremajakan sel-sel tubuh, akan bermanfaat untuk meningkatkan kekebalan dan kesehatan tubuh serta kulit kita. Oleh karena itu, orang yang sering berpuasa kulitnya akan terlihat lebih segar, sehat, lembut, dan berseri karena proses peremajaan sel dalam tubuhnya berjalan dengan baik.
Makanan dan minuman yang kita konsumsi setiap hari, selain mengandung zat-zat gizi yang berguna untuk tubuh kita, juga mengandung bahan toksik atau racun yang kemudian tertimbun dalam tubuh. Bahan toksik atau racun yang ada dalam tubuh kita, jika sudah terlalu banyak dapat menyebabkan masalah pada tubuh antara lain, tubuh menjadi mudah lelah, daya tahan tubuh menurun, sehingga mudah sakit. Dengan melakukan puasa, tubuh akan menggunakan energi cadangan. Penggunaan energi cadangan ini menyebabkan racun-racun terbuang dan sel-sel tubuh dibersihkan. Selain itu, di bagian pencernaan terjadi juga pengeluaran racun karena alat-alat pencernaan beristirahat sehingga dapat membersihkan diri, juga termasuk usus besar yang merupakan pusat kotoran.
Berpuasa selain bermanfaat untuk detoksifikasi atau proses pengeluaran racun secara menyeluruh, juga bermanfaat untuk menambah tenaga. Hal tersebut disebabkan racun-racun yang ada pada sel-sel dan jaringan tubuh telah dibersihkan, sehingga organ tubuh menjadi lebih bersih dan zat gizi yang masuk lebih mudah diserap. Berpuasa dapat membantu meningkatkan penyerapan gizi dari makanan yang dikonsumsi karena dalam saluran pencernaan, sebelum makanan diserap harus mengalami proses perubahan terlebih dahulu dari bentuk padat menjadi komponen-komponen yang sangat halus. Pada saat berpuasa, saluran pencernaan beristirahat selama beberapa jam. Dengan diistirahatkannya saluran pencernaan tersebut akan menjadi lebih baik dalam memproses dan menyerap makanan yang dikonsumsi, sehingga akan lebih bertenaga, sehat, dan kuat.
Wallahu’alam.